Medan – bhnewsdaily
Belakangan ini, terdapat dugaan kasus kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) yang melibatkan Koperasi Karyawan (Kopkar) di PT Pertamina EP Zona 1 Rantau Field. Kasus ini terkait dengan keberadaan PT Petra Bhakti Pratama yang diduga memiliki hubungan khusus dalam operasional koperasi tersebut, ungkap Ketua LSM KPK RI Ferdinand kepada wartawan, di Bandara Kualanamu, senin (27/5) . Isu ini menjadi perbincangan serius di lingkungan PT Pertamina EP Zona 1, mengingat potensi dampaknya terhadap reputasi dan operasional perusahaan.
PT Pertamina EP Zona 1 Rantau Field, yang beroperasi di Aceh Tamiang, memiliki berbagai program peningkatan produksi minyak dan gas, serta berbagai kegiatan tanggung jawab Pertamina.
Namun, kasus dugaan KKN ini mencoreng upaya tersebut, mengundang perhatian lebih lanjut dari pihak berwenang dan masyarakat.
Terkait dugaan ini, penting bagi perusahaan untuk menjalankan investigasi yang transparan dan tuntas untuk menjaga integritas dan kepercayaan pemangku kepentingan, kata Ferdinand yang didukung dari informasi masyarakat disana.
Kata Ferdinand, PT Pertamina EP Zona 1 Rantau Field perlu memastikan semua kegiatan operasional dan manajerial bebas dari praktik KKN untuk mendukung pencapaian target produksi yang berkelanjutan dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, beber Ketua LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) KPK RI (Komite Peduli Keadilan) Rakyat Indonesia, Ferdinand lagi.
Menurut Ferdinand tidak tertutup kemungkinan, dugaan korupsi dan penyelewengan uang negara terindikasi kuat secara bersamaan ditubuh Kopkar dan PT Petra Bhakti Pratama bersubahat “menggerus” keuntungan pribadi disebabkan dua perusahaan berada didalam satu kantor.
Kopkar (Koperasi Karyawan) milik PT Pertamina yang berada di komplek Pertamina juga satu atap dengan Pt Petra Bhakti Pratama di jalan Plaju No 1 Komperta Rantau, Kuala Simpang Aceh Tamiang.
Menjadi sangat rancu, Kopkar PT Pertamina satu kantor dengan perusahaan rekanan. Anehnya sama-sama pengurus didalam dua badan.
Oknum initial Zkr selaku manager Kopkar PT Pertamina EP asset 1 rantau field, Zkr juga menjabat selaku Komisaris di PT Petra Bhakti Pratama, ditambah lagi ketua Kopkar selama perolehan proyek juga merangkap sebagai Assistant Manager RAM inisial D sebut Ferdinad membeberkan.
Patut di selidiki APH (Aparat Penegak Hukum) dugaan modus permainan Zkr si manager Kopkar ini, harap Ferdinad tegas.
Sebagaimana oknum manager Kopkar dan perusahaan rekanan PT Petra ini, diduga menggunakan fasilitas PT Pertamina (milik Negara) mengeruk keuntungan pribadi dengan mengerjakan kegiatan jasa tenaga HSSE Officer untuk mendukung operasi unit rig workover dan well service. Pemeliharan Konstruksi sipil di area workshop dan fasilitas produksi. Perbaikan fasilitas produksi. Jasa pengelolaan kebersihan lingkungan dan tumpahan minyak pelaksanaan perawatan peralatan hsse, pembuatan laporan hsse serta penyusunan dokumen proper selama 24 bulan di rantau field.
Kegiatan tersebut dananya mencapai belasan miliar bahkan lebih dikelola oknum manager Kopkar tanpa sepengetahuan umum- publik.
Jadi mengamati gelagat atau rekam jejak manager dan pihak terkait, potensi kolusi dan korupsinya dimungkinkan sudah sangat menggurita. Karena adanya kesepakatan pihak terkait di bawah meja.
Untuk mengatasi dan membatasi kerugian negara tak berlarut, LSM KPK RI minta BPK dan APH (Aparat Penegak Hukum) menelaah dan memeriksa semua jenis proyek dan pengeluaran anggaran PT Pertamina agar terhindar dari praktik-praktik korupsi, tukas Ferdinad mengakhiri pertemuan dengan wartawan disebabkan telah take off ke pesawat menuju Jakarta.
Sebelumnya upaya wartawan konfirmasi ke manager Kopkar yang juga komisaris PT Petra Bhakti Pratama Zkr melalui nomor selulernya 0811 6889.. hingga berita ini belum merespon panggilan. Begitu juga pertanyaan yang disampaikan via chating ke whatsApp ke nomor ponselnya tak berbalas.
BBS ( Tim )
